Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
A. Mata
Pelajaran : Akuntansi
B. Kelas : XI/ 2
C. SK :
Memahami
penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
D. KD : Menyusun
laporan keuangan perusahaan jasa
E.
INDIKATOR PENCAPAIAN :
1.
Mendefinisikan
Pengertian laporan keuangan
2.
Mendeskripsikan
cara menyusun laporan laba/ rugi
3.
Mendeskripsikan
cara menyusun laporan perubahan modal
4.
Mendeskripsikan
cara menyusun neraca
F.
TUJUAN PEMBELAJARAN
:
Setelah
pembelajaran selesai, peserta didik diharapkan dapat:
1.
Mendefinisikan
laporan keuangan dengan benar
2.
Mendeskripsikan
cara menyusun laporan laba/ rugi
3.
Mendeskripsikan
cara menyusun laporan perubahan modal
4.
Mendeskripsikan
cara menyusun neraca
G. MATERI POKOK
Laporan Keuangan:
1. Laporan R/L
2. Laporan
Perubahan Ekuitas
3. Neraca
H. MATERI
LAPORAN KEUANGAN
Gambar 1 :
Siklus Akuntansi
1.
LAPORAN KEUANGAN
PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah ringkasan
dari proses akutansi selama tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai
alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan
tersebut.
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.
Selain
diatas laporan keuangan juga sering mengikut sertakan laporan lain yang
sifatnya membantu untuk memperoleh keterangan lebih lanjut, diantara laporan
tersebut adalah laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan
kas (laporan arus kas), laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya
produksi serta daftar-daftar lainnya.
Sumber lain mengenai pengertian laporan keuangan dapat kalian
temukan pada situs dibawah ini.
KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN
Gambar 2: Rapat antara pimpinan perusahaan dan para
investor
a. Sebagai
pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan.
b. Alat komunikasi antara aktivitas
perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahan, seperti
para kreditur/calon kreditur, investor/calon investor, bankers, pemerintah dan
lain-lain.
c. Sebagai alat perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan yang efektif bagi manajemen, misalnya:
· Mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
· Untuk mengukur efisiensi poses produksi dan tingkat keuntungan yang dicapai.
· Untuk menentukan perlu tindaknya kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik
· Mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
· Untuk mengukur efisiensi poses produksi dan tingkat keuntungan yang dicapai.
· Untuk menentukan perlu tindaknya kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan dibuat untuk suatu tujuan dimana
tertuang dalam Prinsip akutansi Indonesia 1984 mengenai tujuan-tujuan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Untuk
memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang
dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber ekonomi neto (sumber dikurangi
kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas perusahaan dalam rangka
memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan
yang membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan
dalam menghasilkan laba.
d. Untuk memberikan informasi penting
lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti
informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin
informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akutansi
yang dianut perusahaan.
PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN
Laporan
keuangan diperlukan oleh pihak-puhak yang berkepentingan terhadap kinerja
perusahaan seperti pemegang saham, pimpinan, investor, bank pemerintah (kantor
pajak), dan sebagainya. Para pengguna laporan keuangan digolongkan menjadi dua
yaitu, pihak internal dan pihak eksternal.
1. Pihak Internal
Pihak internal ialah pihak yang
berhubungan langsung dengan operasi perusahaan sehari-hari, misalnya pemimpin
perusahaan (manajer). Manajer sebagai pengelola perusahaan dan yang bertanggung
jawab atas jalannya perusahaan. Banyaknya jenis data yang dibutuhkan oleh seorang manajer
tergantung dari besar kecil perusahaan yang dikelolanya. Informasi ini
dibutuhkan oleh manajeruntuk mengevaluasi kegiatan usaha yang akan dijalankan.
2. Pihak Eksternal
Pihak eksternal
ialah pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, tetapi tidak terlibat
secara langsung dalam membuat berbagai keputusan dan kebijakan operasional
perusahaan. Pihak eksternal diantaranya sebagai berikut:
a.
Pemillik perusahaan, memerlukan informasi akuntansi pada
waktu tertentu untuk mengetahui posisi keuangan perusahaannya.
b. Investor
& pemrgang saham, memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui status
keuangan dan prospek perusahaan yang akan datang. Informasi ini dijadikan
pertimbangan dasar untuk menanamkan modal atau tidak pada perusahaan tersebut.
c. Kreditor,
memerlukan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
melunasi hutangnya.
d. Pemerintah,
berkepentingan terhadap informasi akuntansi suatu perusahaan berkaitan dengan
masalah perpajakan. Dari laporan keuangan yang ada, pemerintah dapat menentukan
jumlah pajak dan penetapan pajak dari perusahaan tersebut.
e. Karyawan,
memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui profitabilitas dan
akuntabilitas perusahaan tempat mereka bekerja.
f.
Masyarakat, terutama yang berada disekitan perusahaan,
karena perusahaan berkepentingan dalam penyediaan lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar.
KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
a. Laporan keuangan sifatnya sementara
dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah dan hal-hal yang dilaporkan
dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuiditas atau realisasi dimana
dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh
akuntan atau management yang bersangkutan.
b. Angka yang tercantun dalam laporan
keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama
dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
c. Untuk para investor laporan keuangan
hanya bersifat membantu, masih memerlukan ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa
data-data yang disajikan oleh akutansi semata-mata hanya didasarkan atas “cost”
(yang bersifat histories) dan bukan atas dasar nilainya, akhirnya timbul
jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang saham berupa
aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga pokok historis dengan
harga saham yang tercatat dibursa. (Ikatan Akutansi Indonesia, Jakarta 1974,hal
14).
d. Laporan keuangan bersifat
konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian, peristiwa yang tidak
menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih, dan
pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.
e. Laporan keuangan itu bersifat umum,
dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai.
BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN
a. Laporan laba
rugi (Income Statement)
b. Laporan
perubahan ekuitas (Owner’s Equity Statement)
c. Neraca (Balance
Sheet)
Informasi lebih lanjut, klik situs di bawah ini.
2.
LAPORAN LABA
RUGI
PENGERTIAN
LAPORAN LABA / RUGI
Laporan laba
/ rugi adalah laporan keuangan yang melaporkan mengenai aktivitas operasional
perusahaan dengan memperhitungkan pendapatan dan beban-beban selama satu
periode yang kemudian dapat ditentukan laba atau rugi.
Laporan
keuangan dari neraca lajur dapat disusun dari data kolom ke 7 dan kolom ke 8
yang dibuat dalam bentuk laporan.
Ada dua
pendekatan dalam mencatat dan menggolongkan serta mengikhtisarkan
transaksi-transaksi yang terjadi di dalam perusahaan.
Pendekatan itu adalah : 1) dasar
tunai (cash basis)
2) dasar waktu (accrual
basis)
Akuntansi
dengan dasar tunai adalah suatu sistem yang mengakui penghasilan pada
saat uang tunai diterima dan mengakui beban saat mengeluarkan uang tunai.
Metode ini
cocok untuk perusahaan dengan skala kecil karena metode ini kurang tepat untuk
mengakui laba atau rugi pada periode tertentu.
Gambar 3: Penerimaan kas yang diakui
sebagai pendapatan
Akuntansi
dengan dasar waktu adalah suatu sistem yang mengakui pendapatan pada
saat terjadinya transaksi, walaupun sudah atau belum menerima uang tunai dan
mengakui beban pada saat terjadinya transaksi walaupun sudah atau belum
mengeluarkan uang tunai.
Metode ini sangat tepat untuk perusahaan yang
melakukan transaksi secara kredit, karena laporan laba rugi akan mencerminkan
kondisi yang benar selama satu periode tertentu. Dalam buku ini pembahasan
ditekankan pada metode dasar waktu (accrual basis).
Gambar 4: Transaksi secara
kredit yang diakui sebagai pendapatan / beban
AKUN-AKUN
DALAM LAPORAN LABA / RUGI
Dalam menyusun laporan laba rugi, terdapat tiga akun
yang perlu dipahami dengan jelas yaitu:
a.
Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari
pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal dengan
sebutan yang berbeda-beda, seperti penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti dan sewa.
b. Beban
Beban adalah pengorbanan yang timbul dalam pelaksanaan
aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban pokok penjualan, beban gaji,
beban sewa, beban penyusutan aset tetap, beban asuransi, beban pajak, beban
kerugian piutang, beban perlengkapan.
c. Laba atau
Rugi
Laba terjadi jika pendapatan lebih besar dari
beban-beban yang terjadi, sebaliknya rugi
terjadi jika pendapatan lebih kecil dari pada beban-beban yang terjadi.
Akun-akun yang ada dalam laporan laba rugi (biasanya
disebut dengan akun nominal) untuk perusahaan jasa
meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan
lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah
pajak.
d. Laba operasi
Laba operasi merupakan
selisih antara pendapatan dan beban operasi.
Pendapatan merupakan
pendapatan di luar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga.
Beban
lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok
perusahaan, seperti rugi penjualan aset tetap dan beban bunga.
Laba bersih sebelum pajak merupakan
hasil pengurangan laba operasi dengan pendapatan dan beban lain-lain di luar
operasi.
Laba bersih
setelah pajak yaitu pendapatan bersih perusahaan baik yang berasal
dari kegiatan operasional perusahaan maupun non operasional, setelah dikurangi
pajak penghasilan. Bila hasilnya positif dapat menambah modal pemilik, apabila
hasilnya negatif maka disebut dengan rugi bersih yang akan mengurangi modal
pemilik.
BENTUK
LAPORAN LABA / RUGI
Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk,
yaitu:
a. Bentuk Single
Step
b. Bentuk Multiple
Step
Laporan laba
rugi dalam bentuk single step
hanya dikenal laba bersih karena dalam bentuk ini semua penghasilan
dikurangi beban-beban termasuk pajak dilaporkan sekaligus tanpa
dipisah-pisahkan seperti dalam multiple step.
Dalam bentuk
multiple step, laporan
laba rugi disusun bertahap, sehingga dikenal beberapa jenis laba seperti laba
kotor, laba bersih operasi, laba bersih sebelum pajak dan laba bersih setelah
pajak.
Contoh
Format Laporan Laba Rugi Bentuk Single Step
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember 2006
Pendapatan :
|
||
Pendapatan Operasi
|
XX
|
|
Penghasilan diluar Operasi
|
XX
|
|
Jumlah
|
XXX
|
|
Beban-beban :
|
||
Beban Operasi
|
XX
|
|
Beban diluar Operasi
|
XX
|
|
Pajak
|
XX
|
(XX)
|
Laba Bersih
|
XXX
|
Contoh
Format Laporan Laba Rugi Bentuk Multiple Step
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun (Bulan)* yang Berakhir 31 Desember 2006
Pendapatan
|
XX
|
|
Beban Operasi
:
|
||
Beban Iklan
|
XX
|
|
Beban Gaji Adm Kantor
|
XX
|
|
Beban Asuransi
|
XX
|
|
Beban Penyusutan
|
XX
|
(XX)
|
Laba Operasi
|
XXX
|
|
Pendapatan
& Beban diluar Operasi
|
||
Pendapatan Bungan
|
XX
|
|
Beban Bunga
|
XX
|
XX
|
Laba Bersih Setelah Pajak
|
XXX
|
|
Pajak
|
(XX)
|
|
Laba Bersih Setelah Pajak
|
XXX
|
Catatan: * bila
laporan dibuat per bulan.
3.
LAPORAN
PERUBAHAN EKUITAS
PENGERTIAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan perubahan ekuitas yaitu
laporan keuangan yang menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode. Laporan
perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah
disesuaikan di tambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan
pengambilan prive.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Saldo
Awal
XX
Laba
Bersih XX
Prive
(XX)
XX
XXX
AKUN-AKUN DALAM LAPORAN
PERUBAHAN EKUITAS
Komponen akun dalam laporan perubahan ekuitas adalah:
a. Modal awal
Modal awal berasal dari investasi
awal ataupun penambahan investasi.
b. Laba atau
rugi
Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan,
sedangkan rugi akan mengurangi modal perusahaan.
c. Penarikan
(prive)
Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk
kepentingannya sendiri di luar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan
mengurangi modal pemilik.
Jika bentuk perusahaan adalah perseorangan atau firma
maka penarikan disebut Prive dan jika berbentuk perseroan
(PT) penarikan disebut Dividen.
Apabila laba lebih besar dari pada penarikan maka akan
ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba lebih kecil dari penarikan maka akan
terjadi penurunan modal.
d. Modal
akhir
Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah laba rugi
dikurangi penarikan.
BENTUK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan perubahan ekuitas mencerminkan berubahnya modal dari awal sampai dengan
menjadi modal akhir.
Contoh
Format Lap. Perubahan Ekuitas Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun (Bulan) yang berakhir 31 Desember 2006
Modal 1
Januari 2006
|
XX
|
|
Laba Bersih
|
XX
|
|
Prive
|
(XX)
|
|
Kenaikan / Penurunan Modal
|
XX
|
|
Modal Akhir
|
XXX
|
Contoh
Format Laporan Saldo Laba Perusahaan Perseroan
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Saldo Laba
Untuk
Tahun (Bulan) yang berakhir 31 Desember 2006
Saldo Laba 1
Januari 2006
|
XX
|
|
Laba Bersih
|
XX
|
|
Deviden
|
(XX)
|
|
Kenaikan / Penurunan Modal
|
(XX)
|
|
Saldo Laba
Akhir
|
XXX
|
4. NERACA
PENGERTIAN
NERACA
Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukan posisi
aset, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu. Neraca merupakan perluasan
dari persamaan dasar akuntansi.
Isi dari neraca secara garis besar
adalah sebagai berikut:
Kelompok Aset
|
Kewajiban
|
Ekuitas
|
Aset Lancar
|
Kewajiban lancar
|
Modal saham
|
Investasi jangka panjang
|
Kewajiban jangka panjang
|
Agio/Disagio saham
|
Aset tetap
|
Kewajiban lain-lain
|
Cadangan-cadangan
|
Aset tidak berwujud
|
Saldo laba
|
|
Aset lain-lain
|
ASET
Aset adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi
yang dimiliki perusahaan dan diharapkan akan memberi manfaat di masa yang akan
datang.
Informasi
lebih lanjut menganai Aset dapat kalian temukan pada situs dibawah ini, sebagai
sumber belajar tambahan.
Aset terdiri dari:
a. Aset Lancar (Current Assets)
Aset lancar adalah uang tunai dan saldo
rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang dapat diharapkan bisa
dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro bank, atau dijual maupun
dipakai habis dalam operasi perusahaan, dalam jangka pendek.
Yang dimaksud jangka pendek di sini adalah satu tahun
atau satu siklus operasi normal perusahaan, dipilih mana yang lebih panjang.
Gambar 5: Contoh
aset lancar (uang tunai)
Yang termasuk aset lancar adalah:
Ø Kas,
yaitu saldo uang tunai pada tanggal neraca
Ø
Bank, yaitu saldo rekening giro di bank pada tanggal neraca
Ø
Surat berharga jangka pendek
Ø
Piutang
Ø
Persediaan, yaitu barang berwujud yang tersedia untuk dijual, diproduksi atau
masih dalam proses
Ø
Beban yang dibayar di muka.
b. Investasi Jangka Panjang (Long-Term
Investments)
Kelompok ini terdiri dari aset berjangka panjang
(tidak untuk dicairkan dalam waktu satu tahun atau kurang) yang diinvestasikan
bukan untuk menunjang kegiatan operasi pokok perusahaan.
Gambar 6: Contoh
surat berharga (saham)
Yang termasuk kelompok investasi jangka panjang antara
lain:
Ø
penyertaan pada perusahaan dalam bentuk saham, obligasi atau surat
berharga lainnya.
Ø dana
untuk tujuan-tujuan khusus, seperti dana untuk pelunasan hutang jangka panjang.
Ø
tanah yang tidak dipakai untuk lokasi usaha.
c. Aset Tetap (Fixed Assets)
Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan
untuk operasi normal perusahaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun
atau satu siklus operasi normal, dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai
barang dagangan.
Yang tergolong aset ini adalah:
Ø
tanah untuk lokasi usaha
Ø
gedung
Ø
mesin-mesin dan peralatan produksi
Ø
peralatan kantor
Ø
kendaraan.
Gambar 7: Mesin jahit dikategorikan
sebagai aset tetap bagi para penjahit
d. Aset Tak
Berwujud (Intangible Assets)
Aset tak berwujud terdiri dari hak-hak istimewa atau
posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Contohnya
adalah hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang atau logo dan goodwill.
Gambar 8:
KFC salah satu bentuk franchise yang mendunia
e. Aset Lain-lain (Other Assets)
Aset ini digunakan untuk menampung aset yang tidak
bisa digolongkan sebagai aset lancar , investasi jangka panjang, aset tetap dan
aset tetap tak berwujud. Contoh dari kategori ini adalah mesin yang tidak
dipakai dalam operasi.
KEWAJIBAN
Kewajiban dapat digolongkan menjadi:
a. Kewajiban
lancar (Current Liabilities)
Kewajiban
lancar meliputi kewajiban yang harus diselesaikan dalam jangka pendek atau jangka
satu tahun atau jangka satu siklus operasi normal perusahaan.
Yang tergolong kewajiban lancar adalah:
Ø
hutang usaha
Ø
beban yang masih harus dibayar
Ø
pendapatan yang diterima di muka
Ø
utang pajak
Ø
utang bunga
b. Kewajiban Jangka Panjang (Long-term Debts)
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban
yang jatuh temponya melebihi satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.
Yang termasuk utang jangka panjang
adalah:
Ø
utang hipotik
Ø
utang obligasi
c. Kewajiban Lain-lain (Other Liabilities)
Kewajiban lain-lain adalah kewajiban
yang tidak bisa digolongkan ke kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
EKUITAS
Ekuitas menunjukkan hak milik para pemilik
aset perusahaan yang diukur atau ditentukan besarnya dengan menghitung selisih
antara aset dan kewajiban.
Jenis ekuitas berdasar bentuk perusahaan:
Bentuk
Perusahaan
|
Jenis
ekuitas
|
1.
Perusahaan Perseorangan
|
Modal
Pemilik
|
2.
Perusahaan Persekutuan
|
Modal
Sekutu
|
3.
Perusahaan Perseroan
|
Modal
Saham
|
BENTUK PENYAJIAN NERACA
Neraca dapat disajikan dalam:
1. Bentuk perkiraan / skontro (akun)
2. Bentuk laporan / stafel (report form)
Dalam bentuk skontro, neraca dibagi sisi sebelah kiri
dan sisi sebelah kanan, yaitu sisi kiri untuk aset dan sisi kanan untuk pasiva
yaitu kewajiban dan modal.
Dengan bentuk stafel semua akun
dalam neraca disusun berurutan ke bawah. Urutan yang pertama adalah kelompok
aset, kelompok kewajiban dan kelompok modal.
Contoh
Format Neraca Bentuk Skontro
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Saldo Laba
Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember 2006
Aset
|
Kewajiban & Ekuitas
|
||
Aset lancar:
|
Kewajiban
lancar:
|
||
Kas
|
XX
|
Utang dagang
|
XX
|
Piutang usaha
|
XX
|
Utang gaji
|
XX
|
Persediaan
|
XX
|
Utang pajak
|
XX
|
Persekot asuransi
|
XX
|
Tot. kewajiban lancar
|
XXX
|
Jumlah aset lancar
|
XXX
|
Kewajiban
jangka pjg:
|
|
Aset tetap:
|
Utang obligasi
|
XX
|
|
Tanah
|
XX
|
Total kewajiban
|
XXX
|
Gedung
|
XX
|
Ekuitas
|
|
Akm. Penyusutan
|
(XX)
|
Modal Budiono
|
XX
|
Jumlah aset tetap
|
XXX
|
||
Aset tak
berwujud:
|
|||
Good will
|
XX
|
||
Total aset
|
XXX
|
Tot kewajiban & ekuitas
|
XXX
|
Contoh
Format Neraca Bentuk Stafel
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Saldo Laba
Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember 2006
Laporan Saldo Laba
Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember 2006
Aset
|
|||
Aset Lancar:
|
|||
Kas
|
XX
|
||
Piutang Usaha
|
XX
|
||
Persediaan
|
XX
|
||
Persekot Asuransi
|
XX
|
||
Jumlah Aset Lancar
|
XXX
|
||
Aset Tetap
|
|||
Tanah
|
XX
|
||
Gedung
|
XX
|
||
Akm. Penyusutan
|
(XX)
|
||
Jumlah Aset Tetap
|
XXX
|
||
Aset Tidak
Berwujud:
|
|||
Good Will
|
XX
|
||
Total Aset
|
XXX
|
||
Kewajiban & Ekuitas
|
|||
Kewajiban
Lancar:
|
|||
Utang Dagang
|
XX
|
||
Utang Gaji
|
XX
|
||
Utang Pajak
|
XX
|
||
Total Kewajiban Lancar
|
XXX
|
||
Kewajiban
Jangka Panjang
|
|||
Utang Obligasi
|
XX
|
||
Total Kewajiban
|
XXX
|
||
Ekuitas
|
|||
Ekuitas Budiono
|
XX
|
||
Total
Kewajiban & Ekuitas
|
XXX
|
Temukan Software
Akuntansi Laporan Keuangan Terbaik pada situs dibawah ini, sebagai sumber
belajar tambahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar