Minggu, 18 Maret 2012

Laporan Keuangan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)



A.    Mata Pelajaran : Akuntansi

B.    Kelas                  : XI/ 2

C.      SK                           : Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa

D.     KD                           : Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa

E.     INDIKATOR PENCAPAIAN   :

1.      Mendefinisikan Pengertian laporan keuangan
2.      Mendeskripsikan cara menyusun laporan laba/ rugi
3.      Mendeskripsikan cara menyusun laporan perubahan modal
4.      Mendeskripsikan cara menyusun neraca

F.     TUJUAN PEMBELAJARAN    :

Setelah pembelajaran selesai, peserta didik diharapkan dapat:
1.      Mendefinisikan laporan keuangan dengan benar
2.      Mendeskripsikan cara menyusun laporan laba/ rugi
3.      Mendeskripsikan cara menyusun laporan perubahan modal
4.      Mendeskripsikan cara menyusun neraca

G.    MATERI POKOK

Laporan Keuangan:
1.      Laporan R/L
2.      Laporan Perubahan Ekuitas
3.      Neraca




   H.    MATERI

                                                   LAPORAN KEUANGAN  


1.     LAPORAN KEUANGAN

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akutansi selama tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut.
           Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.
Selain diatas laporan keuangan juga sering mengikut sertakan laporan lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh keterangan lebih lanjut, diantara laporan tersebut adalah laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas (laporan arus kas), laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya.


KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN

a.  Sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan.
b.  Alat komunikasi antara aktivitas perusahan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahan, seperti para kreditur/calon kreditur, investor/calon investor, bankers, pemerintah dan lain-lain.
c.  Sebagai alat perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang efektif bagi manajemen, misalnya:
· Mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
· Untuk mengukur efisiensi poses produksi dan tingkat keuntungan yang dicapai.
· Untuk menentukan perlu tindaknya kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil  yang lebih baik


TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan dibuat untuk suatu tujuan dimana tertuang dalam Prinsip akutansi Indonesia 1984 mengenai tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

a.      Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b.    Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh laba.
c.    Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d.    Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.
e.    Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akutansi yang dianut perusahaan.


PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN

a.    Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi,
pengembangan karier.
b.    Bagi pemegang saham: untuk mengetahui kinerja perusahaan, pendapatan,
keamanan investasi.
c.    Bagi kreditor: untuk mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang beserta
bunganya.
d.    Bagi pemerintah: pajak, persetujuan untuk go public.
e.    Bagi karyawan: Penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan kerja


KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN

a.    Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
b.    Angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
c.    Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih memerlukan ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akutansi semata-mata hanya didasarkan atas “cost” (yang bersifat histories) dan bukan atas dasar nilainya, akhirnya timbul jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga pokok historis dengan harga saham yang tercatat dibursa. (Ikatan Akutansi Indonesia, Jakarta 1974,hal 14).
d.    Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian, peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih, dan pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.
e.    Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai.


BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN

a.    Laporan laba rugi (Income Statement)
b.    Laporan perubahan ekuitas (Owner’s Equity Statement)
c.    Neraca (Balance Sheet)
d.    Laporan arus kas (Statement of Cash Flows)
e.    Catatan atas laporan keuangan (Notes of Financial Statement)




2.       LAPORAN LABA RUGI

PENGERTIAN LAPORAN LABA / RUGI

Laporan laba / rugi adalah laporan keuangan yang melaporkan mengenai aktivitas operasional perusahaan dengan memperhitungkan pendapatan dan beban-beban selama satu periode yang kemudian dapat ditentukan laba atau rugi.
Laporan keuangan dari neraca lajur dapat disusun dari data kolom ke 7 dan kolom ke 8 yang dibuat dalam bentuk laporan.
Ada dua pendekatan dalam mencatat dan menggolongkan serta mengikhtisarkan transaksi-transaksi yang terjadi di dalam perusahaan.

Pendekatan itu adalah : 1) dasar tunai (cash basis)
                                    2) dasar waktu (accrual basis)

Akuntansi dengan dasar tunai adalah suatu sistem yang mengakui penghasilan pada saat uang tunai diterima dan mengakui beban saat mengeluarkan uang tunai.
Metode ini cocok untuk perusahaan dengan skala kecil karena metode ini kurang tepat untuk mengakui laba atau rugi pada periode tertentu.

Akuntansi dengan dasar waktu adalah suatu sistem yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi, walaupun sudah atau belum menerima uang tunai dan mengakui beban pada saat terjadinya transaksi walaupun sudah atau belum mengeluarkan uang tunai.
Metode ini sangat tepat untuk perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit, karena laporan laba rugi akan mencerminkan kondisi yang benar selama satu periode tertentu. Dalam buku ini pembahasan ditekankan pada metode dasar waktu (accrual basis).


AKUN-AKUN  DALAM LAPORAN LABA / RUGI

Dalam menyusun laporan laba rugi, terdapat tiga akun yang perlu dipahami dengan jelas yaitu:
a. Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti dan sewa.

b. Beban
Beban adalah pengorbanan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban pokok penjualan, beban gaji, beban sewa, beban penyusutan aset tetap, beban asuransi, beban pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.

c. Laba atau Rugi
Laba terjadi jika pendapatan lebih besar dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya rugi terjadi jika pendapatan lebih kecil dari pada beban-beban yang terjadi.
Akun-akun yang ada dalam laporan laba rugi (biasanya disebut dengan akun nominal) untuk perusahaan jasa meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.

d.  Laba operasi
Laba operasi merupakan selisih antara pendapatan dan beban operasi.
Pendapatan merupakan pendapatan di luar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga.
Beban lain-lain adalah beban yang tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seperti rugi penjualan aset tetap dan beban bunga.
Laba bersih sebelum pajak merupakan hasil pengurangan laba operasi dengan pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi.
Laba bersih setelah pajak yaitu pendapatan bersih perusahaan baik yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan maupun non operasional, setelah dikurangi pajak penghasilan. Bila hasilnya positif dapat menambah modal pemilik, apabila hasilnya negatif maka disebut dengan rugi bersih yang akan mengurangi modal pemilik.

BENTUK LAPORAN LABA / RUGI

Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu:
a. Bentuk Single Step
b. Bentuk Multiple Step

Laporan laba rugi dalam bentuk single step hanya dikenal laba bersih karena dalam bentuk ini semua penghasilan dikurangi beban-beban termasuk pajak dilaporkan sekaligus tanpa dipisah-pisahkan seperti dalam multiple step.

Dalam bentuk multiple step, laporan laba rugi disusun bertahap, sehingga dikenal beberapa jenis laba seperti laba kotor, laba bersih operasi, laba bersih sebelum pajak dan laba bersih setelah pajak.


Contoh Format Laporan Laba Rugi Bentuk Single Step

                         Perusahaan Kartika Jaya
                             Laporan Laba Rugi 
     Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember 2006

Pendapatan :


     Pendapatan Operasi
XX

     Penghasilan diluar Operasi
XX

                        Jumlah

XXX
Beban-beban :


     Beban Operasi
XX

     Beban diluar Operasi
XX

     Pajak
XX
(XX)
                        Laba Bersih

XXX



Contoh Format Laporan Laba Rugi Bentuk Multiple Step

                    
                     Perusahaan Kartika Jaya
                         Laporan Laba Rugi 
Untuk Tahun (Bulan)* yang Berakhir 31 Desember 2006
  
Pendapatan

XX
Beban Operasi :


     Beban Iklan
XX

     Beban Gaji Adm Kantor
XX

     Beban Asuransi
XX

     Beban Penyusutan
XX
(XX)
          Laba Operasi

XXX
Pendapatan & Beban diluar Operasi


     Pendapatan Bungan
XX

     Beban Bunga
XX
XX
          Laba Bersih Setelah Pajak

XXX
Pajak

(XX)
          Laba Bersih Setelah Pajak

XXX
Catatan: * bila laporan dibuat per bulan.





3.     LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

PENGERTIAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan di tambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan pengambilan prive.


 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

                               Saldo Awal                                XX            
                               Laba Bersih          XX
                               Prive                   (XX)               XX
                                                                              XXX



AKUN-AKUN  DALAM LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Komponen akun dalam laporan perubahan ekuitas adalah:
a.    Modal awal
Modal awal berasal dari investasi awal ataupun penambahan investasi.

b. Laba atau rugi
Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan, sedangkan rugi akan mengurangi modal perusahaan.

c. Penarikan (prive)
Apabila sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingannya sendiri di luar kepentingan perusahaan, maka kejadian ini akan mengurangi modal pemilik.
Jika bentuk perusahaan adalah perseorangan atau firma maka penarikan disebut Prive dan jika berbentuk perseroan (PT) penarikan disebut Dividen.
Apabila laba lebih besar dari pada penarikan maka akan ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba lebih kecil dari penarikan maka akan terjadi penurunan modal.

d. Modal akhir
Modal akhir adalah saldo modal awal ditambah laba rugi dikurangi penarikan.


BENTUK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

     Laporan perubahan ekuitas mencerminkan berubahnya modal dari awal sampai dengan menjadi modal akhir.



Contoh Format Lap. Perubahan Ekuitas Perusahaan Perseorangan

                     Perusahaan Kartika Jaya
                   Laporan Perubahan Ekuitas
    Untuk Tahun (Bulan) yang berakhir 31 Desember 2006

Modal 1 Januari 2006

XX
Laba Bersih
XX

Prive
(XX)

         Kenaikan / Penurunan Modal

XX
Modal Akhir

XXX




Contoh Format Laporan Saldo Laba Perusahaan Perseroan

                         Perusahaan Kartika Jaya
                            Laporan Saldo Laba
       Untuk Tahun (Bulan) yang berakhir 31 Desember 2006

Saldo Laba 1 Januari 2006

XX
Laba Bersih
XX

Deviden
(XX)

         Kenaikan / Penurunan Modal

(XX)
Saldo Laba Akhir

XXX




4.  NERACA

PENGERTIAN NERACA

Neraca adalah laporan keuangan yang menunjukan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu. Neraca merupakan perluasan dari persamaan dasar akuntansi.

Isi dari neraca secara garis besar adalah sebagai berikut:

Kelompok Aset
Kewajiban
Ekuitas
Aset Lancar
Kewajiban lancar
Modal saham
Investasi jangka panjang
Kewajiban jangka panjang
Agio/Disagio saham
Aset tetap
Kewajiban lain-lain
Cadangan-cadangan
Aset tidak berwujud

Saldo laba
Aset lain-lain





ASET
Aset adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan diharapkan akan memberi manfaat di masa yang akan datang.

Aset terdiri dari:
 a. Aset Lancar (Current Assets)
Aset lancar adalah uang tunai dan saldo rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang dapat diharapkan bisa dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro bank, atau dijual maupun dipakai habis dalam operasi perusahaan, dalam jangka pendek.
Yang dimaksud jangka pendek di sini adalah satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan, dipilih mana yang lebih panjang.

Yang termasuk aset lancar adalah:
Ø  Kas, yaitu saldo uang tunai pada tanggal neraca
Ø  Bank, yaitu saldo rekening giro di bank pada tanggal neraca
Ø  Surat berharga jangka pendek
Ø  Piutang
Ø  Persediaan, yaitu barang berwujud yang tersedia untuk dijual, diproduksi atau masih dalam proses
Ø  Beban yang dibayar di muka.

b. Investasi Jangka Panjang (Long-Term Investments)
Kelompok ini terdiri dari aset berjangka panjang (tidak untuk dicairkan dalam waktu satu tahun atau kurang) yang diinvestasikan bukan untuk menunjang kegiatan operasi pokok perusahaan.

Yang termasuk kelompok investasi jangka panjang antara lain:
Ø  penyertaan pada perusahaan dalam bentuk saham, obligasi atau surat berharga   lainnya.
Ø  dana untuk tujuan-tujuan khusus, seperti dana untuk pelunasan hutang jangka panjang.
Ø  tanah yang tidak dipakai untuk lokasi usaha.

c. Aset Tetap (Fixed Assets)
Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan untuk operasi normal perusahaan, mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau satu siklus operasi normal, dan tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai barang dagangan.

Yang tergolong aset ini adalah:
Ø  tanah untuk lokasi usaha
Ø  gedung
Ø  mesin-mesin dan peralatan produksi
Ø  peralatan kantor
Ø  kendaraan.

d. Aset Tak Berwujud (Intangible Assets)
Aset tak berwujud terdiri dari hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Contohnya adalah hak paten, hak cipta, franchise, merk dagang atau logo dan goodwill.

e. Aset Lain-lain (Other Assets)
Aset ini digunakan untuk menampung aset yang tidak bisa digolongkan sebagai aset lancar , investasi jangka panjang, aset tetap dan aset tetap tak berwujud. Contoh dari kategori ini adalah mesin yang tidak dipakai dalam operasi.


KEWAJIBAN

Kewajiban dapat digolongkan menjadi:
a. Kewajiban lancar (Current Liabilities)
Kewajiban lancar meliputi kewajiban yang harus diselesaikan dalam jangka pendek atau jangka satu tahun atau jangka satu siklus operasi normal perusahaan.

Yang tergolong kewajiban lancar adalah:
Ø  hutang usaha
Ø  beban yang masih harus dibayar
Ø  pendapatan yang diterima di muka
Ø  utang pajak
Ø  utang bunga

b. Kewajiban Jangka Panjang (Long-term Debts)
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh temponya melebihi satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.

Yang termasuk utang jangka panjang adalah:
Ø  utang hipotik
Ø  utang obligasi

c. Kewajiban Lain-lain (Other Liabilities)
Kewajiban lain-lain adalah kewajiban yang tidak bisa digolongkan ke kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.


EKUITAS

Ekuitas menunjukkan hak milik para pemilik aset perusahaan yang diukur atau ditentukan besarnya dengan menghitung selisih antara aset dan kewajiban.


Jenis ekuitas berdasar bentuk perusahaan:

Bentuk Perusahaan
Jenis ekuitas
1. Perusahaan Perseorangan
Modal Pemilik
2. Perusahaan Persekutuan
Modal Sekutu
3. Perusahaan Perseroan
Modal Saham


BENTUK PENYAJIAN NERACA

Neraca dapat disajikan dalam:
1. Bentuk perkiraan / skontro (akun)
2. Bentuk laporan / stafel (report form)

Dalam bentuk skontro, neraca dibagi sisi sebelah kiri dan sisi sebelah kanan, yaitu sisi kiri untuk aset dan sisi kanan untuk pasiva yaitu kewajiban dan modal.

Dengan bentuk stafel semua akun dalam neraca disusun berurutan ke bawah. Urutan yang pertama adalah kelompok aset, kelompok kewajiban dan kelompok modal.


Contoh Format Neraca Bentuk Skontro

                                Perusahaan Kartika Jaya
                                   Laporan Saldo Laba 
             Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember 2006

Aset
Kewajiban & Ekuitas
Aset lancar:

Kewajiban lancar:

   Kas
XX
   Utang dagang
XX
   Piutang usaha
XX
   Utang gaji
XX
   Persediaan
XX
   Utang pajak
XX
   Persekot asuransi
XX
        Tot. kewajiban lancar
XXX
        Jumlah aset lancar
XXX
Kewajiban jangka pjg:

Aset tetap:

   Utang obligasi
XX
   Tanah
XX
        Total kewajiban
XXX
   Gedung
XX
Ekuitas

   Akm. Penyusutan
(XX)
   Modal Budiono
XX
        Jumlah aset tetap
XXX


Aset tak berwujud:



   Good will
XX


        Total aset
XXX
       Tot kewajiban & ekuitas
XXX




Contoh Format Neraca Bentuk Stafel 

                         Perusahaan Kartika Jaya
                            Laporan Saldo Laba 
       Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember 2006
Aset



Aset Lancar:



    Kas


XX
    Piutang Usaha


XX
    Persediaan


XX
    Persekot Asuransi


XX
            Jumlah Aset Lancar


XXX
Aset Tetap



    Tanah

XX

    Gedung
XX


    Akm. Penyusutan
(XX)


              Jumlah Aset Tetap

XXX

Aset Tidak Berwujud:



    Good Will


XX
            Total Aset


XXX

                    Kewajiban & Ekuitas



Kewajiban Lancar:



    Utang Dagang

XX

    Utang Gaji

XX

    Utang Pajak

XX

            Total Kewajiban Lancar


XXX
Kewajiban Jangka Panjang



    Utang Obligasi


XX
            Total Kewajiban


XXX
Ekuitas



    Ekuitas Budiono


XX
           Total Kewajiban & Ekuitas


XXX