Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
A.
Mata Pelajaran :
Akuntansi
B.
Kelas : XI/ 2
C.
SK : Memahami
penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa
D.
KD : Menyusun laporan keuangan perusahaan jasa
E. INDIKATOR PENCAPAIAN :
1.
Mendefinisikan Pengertian laporan keuangan
2.
Mendeskripsikan cara menyusun laporan laba/ rugi
3.
Mendeskripsikan cara menyusun laporan perubahan modal
4.
Mendeskripsikan cara menyusun neraca
F. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah pembelajaran selesai, peserta didik
diharapkan dapat:
1.
Mendefinisikan laporan keuangan dengan benar
2.
Mendeskripsikan cara menyusun laporan laba/ rugi
3.
Mendeskripsikan cara menyusun laporan perubahan modal
4.
Mendeskripsikan cara menyusun neraca
G.
MATERI POKOK
Laporan
Keuangan:
1. Laporan R/L
2. Laporan Perubahan
Ekuitas
3. Neraca
H.
MATERI
LAPORAN KEUANGAN
1.
LAPORAN KEUANGAN
PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akutansi selama tahun buku
yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.
Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.
Selain diatas laporan
keuangan juga sering mengikut sertakan laporan lain yang sifatnya membantu
untuk memperoleh keterangan lebih lanjut, diantara laporan tersebut adalah
laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas (laporan arus
kas), laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta
daftar-daftar lainnya.
KEGUNAAN LAPORAN
KEUANGAN
a. Sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan.
b. Alat komunikasi antara aktivitas perusahan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahan, seperti para kreditur/calon kreditur,
investor/calon investor, bankers, pemerintah dan lain-lain.
c. Sebagai alat perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang
efektif bagi manajemen, misalnya:
· Mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
· Untuk mengukur efisiensi poses produksi dan tingkat keuntungan yang dicapai.
· Untuk menentukan perlu tindaknya kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik
· Mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
· Untuk mengukur efisiensi poses produksi dan tingkat keuntungan yang dicapai.
· Untuk menentukan perlu tindaknya kebijakan atau prosedur baru untuk mencapai hasil yang lebih baik
TUJUAN LAPORAN
KEUANGAN
Laporan
keuangan dibuat untuk suatu tujuan dimana tertuang dalam Prinsip akutansi Indonesia
1984 mengenai tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Untuk memberikan
informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban
serta modal suatu perusahaan.
b.
Untuk memberikan
informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber ekonomi neto
(sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas
perusahaan dalam rangka memperoleh laba.
c.
Untuk memberikan
informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasi
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d.
Untuk memberikan
informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan
kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.
e.
Untuk mengungkapkan
sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang
relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai
kebijaksanaan akutansi yang dianut perusahaan.
PENGGUNA LAPORAN
KEUANGAN
a.
Bagi pihak manajemen: untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan, kompensasi,
pengembangan karier.
pengembangan karier.
b.
Bagi pemegang saham: untuk mengetahui
kinerja perusahaan, pendapatan,
keamanan investasi.
keamanan investasi.
c.
Bagi kreditor: untuk mengetahui
kemampuan perusahaan melunasi utang beserta
bunganya.
bunganya.
d.
Bagi pemerintah: pajak, persetujuan
untuk go public.
e.
Bagi karyawan: Penghasilan yang
memadai, kualitas hidup, keamanan kerja
KETERBATASAN LAPORAN
KEUANGAN
a.
Laporan keuangan
sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah dan hal-hal
yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuiditas atau
realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang
telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
b.
Angka yang tercantun
dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu
sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
c.
Untuk para investor
laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih memerlukan ramalan-ramalan
sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akutansi semata-mata hanya
didasarkan atas “cost” (yang bersifat histories) dan bukan atas dasar nilainya,
akhirnya timbul jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang
saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga pokok
historis dengan harga saham yang tercatat dibursa. (Ikatan Akutansi Indonesia,
Jakarta 1974,hal 14).
d.
Laporan keuangan
bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian, peristiwa yang
tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih,
dan pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.
e.
Laporan keuangan itu
bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai.
BENTUK-BENTUK LAPORAN
KEUANGAN
a. Laporan laba rugi (Income Statement)
b. Laporan perubahan ekuitas (Owner’s Equity Statement)
c. Neraca (Balance Sheet)
d. Laporan arus kas (Statement of Cash Flows)
e. Catatan atas laporan keuangan (Notes of Financial Statement)
2.
LAPORAN LABA RUGI
PENGERTIAN LAPORAN LABA / RUGI
Laporan laba / rugi
adalah laporan keuangan yang melaporkan mengenai aktivitas operasional
perusahaan dengan memperhitungkan pendapatan dan beban-beban selama satu
periode yang kemudian dapat ditentukan laba atau rugi.
Laporan keuangan dari
neraca lajur dapat disusun dari data kolom ke 7 dan kolom ke 8 yang dibuat
dalam bentuk laporan.
Ada dua pendekatan
dalam mencatat dan menggolongkan serta mengikhtisarkan transaksi-transaksi yang
terjadi di dalam perusahaan.
Pendekatan itu adalah : 1) dasar tunai (cash basis)
2) dasar waktu (accrual basis)
Akuntansi dengan dasar
tunai adalah suatu sistem yang mengakui penghasilan pada
saat uang tunai diterima dan mengakui beban saat mengeluarkan uang tunai.
Metode ini cocok untuk
perusahaan dengan skala kecil karena metode ini kurang tepat untuk mengakui
laba atau rugi pada periode tertentu.
Akuntansi dengan dasar waktu adalah suatu sistem yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya
transaksi, walaupun sudah atau belum menerima uang tunai dan mengakui beban
pada saat terjadinya transaksi walaupun sudah atau belum mengeluarkan uang
tunai.
Metode ini sangat
tepat untuk perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit, karena laporan
laba rugi akan mencerminkan kondisi yang benar selama satu periode tertentu.
Dalam buku ini pembahasan ditekankan pada metode dasar waktu (accrual
basis).
AKUN-AKUN DALAM LAPORAN LABA / RUGI
Dalam menyusun laporan
laba rugi, terdapat tiga akun yang perlu dipahami dengan jelas yaitu:
a. Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan yang
timbul dari pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (reguler) dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda-beda, seperti penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalti dan sewa.
b. Beban
Beban adalah pengorbanan yang
timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (reguler), seperti beban pokok
penjualan, beban gaji, beban sewa, beban penyusutan aset tetap, beban asuransi,
beban pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.
c. Laba atau Rugi
Laba terjadi jika pendapatan lebih
besar dari beban-beban yang terjadi, sebaliknya
rugi terjadi jika pendapatan lebih kecil dari pada beban-beban yang
terjadi.
Akun-akun yang ada
dalam laporan laba rugi (biasanya
disebut dengan akun nominal) untuk perusahaan jasa
meliputi pendapatan atau penghasilan, beban operasi, laba operasi, pendapatan
lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah
pajak.
d. Laba operasi
Laba operasi merupakan selisih
antara pendapatan dan beban operasi.
Pendapatan merupakan pendapatan
di luar pendapatan pokok perusahaan, seperti pendapatan bunga.
Beban lain-lain adalah beban yang
tidak berkaitan dengan kegiatan operasi pokok perusahaan, seperti rugi
penjualan aset tetap dan beban bunga.
Laba bersih sebelum
pajak merupakan hasil pengurangan laba operasi dengan
pendapatan dan beban lain-lain di luar operasi.
Laba bersih setelah pajak yaitu pendapatan
bersih perusahaan baik yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan maupun
non operasional, setelah dikurangi pajak penghasilan. Bila hasilnya positif
dapat menambah modal pemilik, apabila hasilnya negatif maka disebut dengan rugi
bersih yang akan mengurangi modal pemilik.
BENTUK LAPORAN LABA / RUGI
Laporan laba rugi
dapat disusun dalam dua bentuk, yaitu:
a. Bentuk Single Step
b. Bentuk Multiple Step
Laporan laba rugi dalam bentuk single
step hanya dikenal laba bersih karena dalam bentuk ini semua
penghasilan dikurangi beban-beban termasuk pajak dilaporkan sekaligus tanpa
dipisah-pisahkan seperti dalam multiple step.
Dalam bentuk multiple step,
laporan laba rugi disusun bertahap, sehingga dikenal beberapa jenis laba
seperti laba kotor, laba bersih operasi, laba bersih sebelum pajak dan laba
bersih setelah pajak.
Contoh
Format Laporan Laba Rugi Bentuk Single Step
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember
2006
Pendapatan :
|
||
Pendapatan Operasi
|
XX
|
|
Penghasilan diluar Operasi
|
XX
|
|
Jumlah
|
XXX
|
|
Beban-beban :
|
||
Beban Operasi
|
XX
|
|
Beban diluar Operasi
|
XX
|
|
Pajak
|
XX
|
(XX)
|
Laba Bersih
|
XXX
|
Contoh
Format Laporan Laba Rugi Bentuk Multiple Step
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun (Bulan)* yang Berakhir 31 Desember 2006
Pendapatan
|
XX
|
|
Beban Operasi
:
|
||
Beban Iklan
|
XX
|
|
Beban Gaji Adm Kantor
|
XX
|
|
Beban Asuransi
|
XX
|
|
Beban Penyusutan
|
XX
|
(XX)
|
Laba Operasi
|
XXX
|
|
Pendapatan
& Beban diluar Operasi
|
||
Pendapatan Bungan
|
XX
|
|
Beban Bunga
|
XX
|
XX
|
Laba Bersih Setelah Pajak
|
XXX
|
|
Pajak
|
(XX)
|
|
Laba Bersih Setelah Pajak
|
XXX
|
Catatan: * bila laporan
dibuat per bulan.
3.
LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS
PENGERTIAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan
yang menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode. Laporan perubahan
ekuitas terdiri dari saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan di
tambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan pengambilan prive.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Saldo
Awal
XX
Laba
Bersih XX
Prive
(XX)
XX
XXX
AKUN-AKUN DALAM LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Komponen akun dalam
laporan perubahan ekuitas adalah:
a.
Modal awal
Modal awal
berasal dari investasi awal ataupun penambahan investasi.
b. Laba atau rugi
Laba perusahaan akan
menambah modal perusahaan, sedangkan rugi akan mengurangi modal perusahaan.
c. Penarikan (prive)
Apabila sebagian laba
diambil oleh pemilik untuk kepentingannya sendiri di luar kepentingan
perusahaan, maka kejadian ini akan mengurangi modal pemilik.
Jika bentuk perusahaan
adalah perseorangan atau firma maka penarikan disebut Prive dan jika berbentuk perseroan
(PT) penarikan disebut Dividen.
Apabila laba lebih
besar dari pada penarikan maka akan ada kenaikan modal, sebaliknya jika laba
lebih kecil dari penarikan maka akan terjadi penurunan modal.
d. Modal akhir
Modal akhir adalah
saldo modal awal ditambah laba rugi dikurangi penarikan.
BENTUK LAPORAN
PERUBAHAN EKUITAS
Laporan perubahan ekuitas mencerminkan
berubahnya modal dari awal sampai dengan menjadi modal akhir.
Contoh
Format Lap. Perubahan Ekuitas Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Tahun (Bulan) yang berakhir 31 Desember 2006
Modal 1
Januari 2006
|
XX
|
|
Laba Bersih
|
XX
|
|
Prive
|
(XX)
|
|
Kenaikan / Penurunan Modal
|
XX
|
|
Modal Akhir
|
XXX
|
Contoh
Format Laporan Saldo Laba Perusahaan Perseroan
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Saldo Laba
Untuk Tahun (Bulan) yang berakhir 31 Desember 2006
Saldo Laba 1
Januari 2006
|
XX
|
|
Laba Bersih
|
XX
|
|
Deviden
|
(XX)
|
|
Kenaikan / Penurunan Modal
|
(XX)
|
|
Saldo Laba
Akhir
|
XXX
|
4.
NERACA
PENGERTIAN NERACA
Neraca adalah laporan keuangan yang
menunjukan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu. Neraca
merupakan perluasan dari persamaan dasar akuntansi.
Isi dari
neraca secara garis besar adalah sebagai berikut:
Kelompok
Aset
|
Kewajiban
|
Ekuitas
|
Aset Lancar
|
Kewajiban lancar
|
Modal saham
|
Investasi jangka panjang
|
Kewajiban jangka
panjang
|
Agio/Disagio saham
|
Aset tetap
|
Kewajiban lain-lain
|
Cadangan-cadangan
|
Aset tidak berwujud
|
Saldo laba
|
|
Aset lain-lain
|
ASET
Aset adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan
diharapkan akan memberi manfaat di masa yang akan datang.
Aset terdiri dari:
a. Aset Lancar (Current Assets)
Aset lancar adalah uang tunai
dan saldo rekening giro di bank serta kekayaan-kekayaan lain yang dapat
diharapkan bisa dicairkan menjadi uang tunai atau rekening giro bank, atau
dijual maupun dipakai habis dalam operasi perusahaan, dalam jangka pendek.
Yang dimaksud jangka
pendek di sini adalah satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan,
dipilih mana yang lebih panjang.
Yang termasuk aset
lancar adalah:
Ø Kas, yaitu saldo uang tunai pada tanggal neraca
Ø Bank, yaitu saldo rekening giro di bank pada tanggal
neraca
Ø Surat berharga jangka pendek
Ø Piutang
Ø Persediaan, yaitu barang berwujud yang tersedia untuk
dijual, diproduksi atau masih dalam proses
Ø Beban yang dibayar di muka.
b. Investasi Jangka Panjang (Long-Term Investments)
Kelompok ini terdiri
dari aset berjangka panjang (tidak untuk dicairkan dalam waktu satu tahun atau
kurang) yang diinvestasikan bukan untuk menunjang kegiatan operasi pokok
perusahaan.
Yang termasuk kelompok
investasi jangka panjang antara lain:
Ø penyertaan pada perusahaan dalam bentuk saham,
obligasi atau surat berharga lainnya.
Ø dana untuk tujuan-tujuan khusus, seperti dana untuk
pelunasan hutang jangka panjang.
Ø tanah yang tidak dipakai untuk lokasi usaha.
c. Aset Tetap (Fixed Assets)
Aset tetap adalah aset berwujud
yang digunakan untuk operasi normal perusahaan, mempunyai umur ekonomis lebih
dari satu tahun atau satu siklus operasi normal, dan tidak dimaksudkan untuk
dijual sebagai barang dagangan.
Yang tergolong aset
ini adalah:
Ø tanah untuk lokasi usaha
Ø gedung
Ø mesin-mesin dan peralatan produksi
Ø peralatan kantor
Ø kendaraan.
d. Aset Tak Berwujud (Intangible Assets)
Aset tak berwujud terdiri dari hak-hak istimewa atau posisi yang menguntungkan perusahaan
dalam memperoleh pendapatan. Contohnya adalah hak paten, hak cipta, franchise,
merk dagang atau logo dan goodwill.
e. Aset Lain-lain (Other
Assets)
Aset ini digunakan
untuk menampung aset yang tidak bisa digolongkan sebagai aset lancar ,
investasi jangka panjang, aset tetap dan aset tetap tak berwujud. Contoh dari
kategori ini adalah mesin yang tidak dipakai dalam operasi.
KEWAJIBAN
Kewajiban dapat digolongkan menjadi:
a. Kewajiban lancar (Current Liabilities)
Kewajiban lancar meliputi kewajiban
yang harus diselesaikan dalam jangka pendek atau jangka satu tahun atau jangka
satu siklus operasi normal perusahaan.
Yang tergolong
kewajiban lancar adalah:
Ø hutang usaha
Ø beban yang masih harus dibayar
Ø pendapatan yang diterima di muka
Ø utang pajak
Ø utang bunga
b. Kewajiban Jangka
Panjang (Long-term Debts)
Kewajiban
jangka panjang adalah kewajiban yang jatuh
temponya melebihi satu periode akuntansi atau lebih dari satu tahun.
Yang termasuk
utang jangka panjang adalah:
Ø utang hipotik
Ø utang obligasi
c. Kewajiban Lain-lain
(Other Liabilities)
Kewajiban
lain-lain adalah kewajiban yang tidak bisa digolongkan ke kewajiban lancar dan kewajiban
jangka panjang.
EKUITAS
Ekuitas menunjukkan hak milik para pemilik aset perusahaan yang diukur atau
ditentukan besarnya dengan menghitung selisih antara aset dan kewajiban.
Jenis ekuitas berdasar bentuk
perusahaan:
Bentuk Perusahaan
|
Jenis ekuitas
|
1. Perusahaan Perseorangan
|
Modal Pemilik
|
2. Perusahaan Persekutuan
|
Modal Sekutu
|
3. Perusahaan Perseroan
|
Modal Saham
|
BENTUK
PENYAJIAN NERACA
Neraca dapat disajikan
dalam:
1. Bentuk perkiraan / skontro (akun)
2. Bentuk laporan / stafel (report form)
Dalam bentuk skontro, neraca dibagi sisi sebelah kiri dan sisi sebelah kanan, yaitu sisi kiri
untuk aset dan sisi kanan untuk pasiva yaitu kewajiban dan modal.
Dengan bentuk stafel semua akun dalam neraca disusun berurutan ke bawah. Urutan yang pertama
adalah kelompok aset, kelompok kewajiban dan kelompok modal.
Contoh
Format Neraca Bentuk Skontro
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Saldo Laba
Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember 2006
Aset
|
Kewajiban & Ekuitas
|
||
Aset lancar:
|
Kewajiban
lancar:
|
||
Kas
|
XX
|
Utang dagang
|
XX
|
Piutang usaha
|
XX
|
Utang gaji
|
XX
|
Persediaan
|
XX
|
Utang pajak
|
XX
|
Persekot asuransi
|
XX
|
Tot. kewajiban lancar
|
XXX
|
Jumlah aset lancar
|
XXX
|
Kewajiban
jangka pjg:
|
|
Aset tetap:
|
Utang obligasi
|
XX
|
|
Tanah
|
XX
|
Total kewajiban
|
XXX
|
Gedung
|
XX
|
Ekuitas
|
|
Akm. Penyusutan
|
(XX)
|
Modal Budiono
|
XX
|
Jumlah aset tetap
|
XXX
|
||
Aset tak
berwujud:
|
|||
Good will
|
XX
|
||
Total aset
|
XXX
|
Tot kewajiban & ekuitas
|
XXX
|
Contoh
Format Neraca Bentuk Stafel
Perusahaan Kartika Jaya
Laporan Saldo Laba
Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember 2006
Laporan Saldo Laba
Untuk Tahun (Bulan) yang Berakhir 31 Desember 2006
Aset
|
|||
Aset Lancar:
|
|||
Kas
|
XX
|
||
Piutang Usaha
|
XX
|
||
Persediaan
|
XX
|
||
Persekot Asuransi
|
XX
|
||
Jumlah Aset Lancar
|
XXX
|
||
Aset Tetap
|
|||
Tanah
|
XX
|
||
Gedung
|
XX
|
||
Akm. Penyusutan
|
(XX)
|
||
Jumlah Aset Tetap
|
XXX
|
||
Aset Tidak
Berwujud:
|
|||
Good Will
|
XX
|
||
Total Aset
|
XXX
|
||
Kewajiban & Ekuitas
|
|||
Kewajiban
Lancar:
|
|||
Utang Dagang
|
XX
|
||
Utang Gaji
|
XX
|
||
Utang Pajak
|
XX
|
||
Total Kewajiban Lancar
|
XXX
|
||
Kewajiban Jangka
Panjang
|
|||
Utang Obligasi
|
XX
|
||
Total Kewajiban
|
XXX
|
||
Ekuitas
|
|||
Ekuitas Budiono
|
XX
|
||
Total
Kewajiban & Ekuitas
|
XXX
|